Bumi sudah semakin panas, pemanasan global sudah menjadi isyu dunia. Mari berpartisifasi menurunkan emisi dengan menggunakan EFT untuk kendaraan Anda

Selasa, 04 November 2008

Bahan Bakar Minyak dari Fosil Salah Satu Penyebab Hujan Asam


Bensin (premium), pertamax dan pertamax plus yang diproduksi pertamina atau berbagai BBM lain dari produsen asing adalah bahan bakar yang berasal dari fosil tumbuhan atau hewan yang sudah berusia ribuan tahun dalam bumi. Bahan bakar fosil ini juga sering disebut bahan bakar mineral, yaitu sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon seperti batu bara, petroleum dan gas alam.

Pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia merupakan sumber utama dari karbondioksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca yang dipercayai menyebabkan pemanasan global. Sejumlah kecil bahan bakar hidrokarbon adalah bahan bakar bio yang diperoleh dari karbondioksida di atmosfer dan oleh karena itu tidak menambah karbondioksida di udara.

Hampir semua kebutuhan energi manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkit listrik dan alat transportasi. Secara langsung atau tidak langsung penggunaan energi berbahan baku fosil ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup, karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat pencemar yang berbahaya yang lebih dikenal dengan istilah gas buang. Zat pencemar dalam gas buang diantaranya adalah karbon dioksida (CO2), karbonmonoksida (CO), hidrokarbon (HC), Partikulat (PM 10, PM 2,5, TSP dan Partikel debu lainnya), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), Pb (Timah Hitam) dan zat berbahaya lain.

Untuk beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya yang pernah diteliti hasilnya menunjukkan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa kendaraan bermotor memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73,40% dan HC sebesar 88,90% (Bapedal, 1992).

Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil dengan berbagai gas buang yang berbahaya bagi kesehatan, juga dapat menyebabkan hujan asam. Emisi NOx (Nitrogen oksida) yang lepas ke udara berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. Selain itu emisi SO2 (Sulfur dioksida) yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam lepas ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat juga dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. Emisi gas NOx dan SO2 bila lepas ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan Jika dari awan tersebut turun hujan, maka air hujan tersebut menjadi bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), dan peristiwa ini sering kita dengar dengan istilah “hujan asam”.

Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).

Lalu apakah secara terus menerus kita akan membiarkan kondisi ini berlangsung ? Pastilah sebagai warga negara yang baik kita tidak hendak menginginkan ini, karena efeknya juga buruk buat kita dan generasi berikutnya. Partisipasi yang dapat kita lakukan adalah dengan mengurangi atau menghemat penggunaan bahan bakar fosil dalam aktivitas keseharian kita. Paling tidak mari menggunakan bahan bakar yang emisi gas buangnya kecil. Beralih ke bahan bakar non fosil saat ini belum memungkinkan secara utuh, karena itu upaya kecil yang dapat dilakukan adalah sedapat mungkin pembakaran BBM pada kendaraan kita sesempurna mungkin sehingga gas buangnya lebih sedikit. Menggunakan alat tambahan untuk menyempurnakan pembakaran BBM pada kendaraan seperti Elecric Fuel Treatment (EFT) merupakan salah satu pilihan kita, karena dengan menggunakan EFT selain berefek terhadap penghematan BBM, juga dapat menyempurnakan pembakaran. Saatnya kita peduli dengan lingkungan dan generasi berikutnya.

Oleh : Harmonis Santara (dari berbagai referensi).

1 komentar:

Anonim mengatakan...

A YouTube channel about the internet: A youtube channel about the internet - Vimeo
Watch and comment on this channel by following the channel in full, with youtube to mp4 views on YouTube, the leader in the digital media, and YouTube's