Bumi sudah semakin panas, pemanasan global sudah menjadi isyu dunia. Mari berpartisifasi menurunkan emisi dengan menggunakan EFT untuk kendaraan Anda

Jumat, 27 Agustus 2010

Jadilah Pemudik Cerdas, Pemudik Hemat dan Pemudik Selamat


Bulan Ramadhan tidak lama lagi akan meninggalkan kita. Bulan agung yang kedatangannya sangat dinanti, kepergiannya membuat sedih telah berada di penghujung. Kini bulan Syawwal mulai menjelang. Di satu sisi kita sedih karena Ramadhan penghulu segala bulan akan berlalu, belum cukup puas rasanya beribadah dengan segala keutamaannya. Namun di sisi yang lain kita juga harus menyambut hari kemenangan di bulan Syawwal dengan kegembiraan. Harapan tulus dari hati semoga kita kembali fitri, bersih dari segala dosa bak bayi yang baru lahir, sambil kita panjatkan doa semoga disampaikan pada bulan suci Ramadhan di tahun depan.

Hingar-bingar mudik mulai terasa. Tradisi yang entah kapan dimulainya ini membuat hampir semua orang sibuk mempersiapkannya. Dari tahun ke tahun jumlah pemudik lebaran cenderung mengalami peningkatan. Bahkan menurut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) jumlah pemudik Lebaran 2010 ditaksir bakal mencapai 15.519.392 atau tumbuh sekitar 6,35% dibanding realisasi pemudik tahun 2009 yang mencapai 14.592.180 orang. Kemenhub juga menyebutkan, pemudik bersepeda motor bakal naik sekitar 15% atau mencapai 3,6 juta dibanding 2009 yang berjumlah sekitar 3,1 juta.

Terlepas dari menggunakan moda angkutan yang mana, satu yang pasti terutama bagi para pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor adalah mudik yang akan dilakukan harus selamat sampai tujuan dan tentu saja harus hemat. Dari berbagai survey yang dilakukan, alasan utama sebagian besar pemudik dengan kendaraan pribadi adalah agar lebih efektif dan efisien (hemat). Bila salah satu alasan Anda pemudik dengan kendaraan pribadi adalah penghematan, maka menggunakan Electric Fuel Treatment (EFT) adalah solusinya.

EFT merupakan alat untuk meningkatkan sifat bahan bakar menjadi lebih efisien pada berbagai kendaraan bermotor dengan menggunakan prinsip: Electrical Magnetic Resonance yakni suatu perlakuan secara Fisika terhadap Hydro_Carbon pada BBM (Bensin, Solar, Bio-Diesel, Bio-Fuel) dengan menggunakan prinsip resonansi LANMOR untuk atom Hidrogen, sehingga BBM yang telah melewati EFT berubah sifat menjadi lebih efisien. Dengan menggunakan EFT, rantai molekul hidrokarbon dalam BBM diresonansi sehingga pembakaran lebih sempurna dan BBM semuanya nyaris menjadi energi. Karena semua BBM menjadi energi maka jarak tempuh kendaraan lebih panjang dan lebih ramah lingkungan. Penghematan yang bisa Anda dapatkan berkisar 20 hingga 40%. Hal inilah yang menyebabkan EFT mendapat ‘gelar ‘penghemat BBM Ramah Lingkungan.

Anda yang melakukan perjalanan mudik dengan jarak jauh, akan merasakan penghematan yang jauh lebih optimal. Selain itu dengan menggunakan EFT akan membuat sepeda motor atau mobil Anda lebih bertenaga, tarikan gas jauh lebih ringan, getaran mesin lebih halus serta kebersihan karburator dan injector Anda lebih terjaga. Satu hal yang lebih penting lagi, dengan menggunakan EFT BBM yang Anda gunakan dapat ditingkatkan nilai oktannya secara fisika (Ir. Sugiono). Ini bukan isapan jempol belaka karena semua sudah terbukti dan teruji di laboratorium yang terakreditasi oleh KAN dengan standar Euro 2. Jadi bahasa awamnya, bila Anda menggunakan premium maka sesungguhnya Anda telah menggunakan BBM yang setara dengan Pertamax. Untuk sepeda motor Anda dapat menggunakan EFT 045 LHD, sedangkan untuk mobil dengan kapasitas maksimal 4000 CC dapat menggunakan EFT 110 LHD yang bisa diperoleh di Mitrasalur Ahad-Net terdekat di sekitar Anda. Jadi tunggu apa lagi? Jadilah pemudik yang cerdas, dan dapatkan penghematannya. Selamat melakukan perjalanan mudik, selamat bersilaturrahim dengan keluarga di kampung halaman. Semoga selamat sampai tujuan. Selamat Hari Raya Idhul Fitri 1431 H. Minal ‘Aidin wal Faidzin. Mohon maaf Lahir dan Bathin. (HRM).

Oleh : Harmonis Santara

Sabtu, 10 Januari 2009

Yogyakarta Terancam Hujan Asam


Pencemaran udara dewasa ini semakin hari semakin memprihatinkan. Berbagai aktifitas yang dilakukan manusia terutama yang menggunakan bahan bakar fosil telah menimbulkan polusi udara yang mengakibatkan menurunnya kualitas udara. Kalau selama ini kota-kota besar sudah jauh menurun kualitas udaranya karena tingginya pencemaran udara yang berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor, kini kondisi yang memprihatinkan itu telah pula menghantui kota Yogyakarta, sebuah kota pendidikan yang relatif tenang dan nyaman. Ini mengindikasikan bahwa penggunaan kendaraan bermotor di Yogyakarta telah mengalami peningkatan yang signifikan, namun tidak diimbangi oleh pemeliharaan mesin kendaraan, dan masih banyak penggunaan bensin yang mengandung timbal sehingga emisi gas buangnya tinggi. Saat ini di Yogyakarta terdapat sekitar satu juta sepeda motor dan sekitar 200.000 mobil yang memiliki pertumbuhan lima hingga 10 persen setiap tahun.

Menurut Kepala Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Regional Jawa, Sudarsono kualitas udara yang cenderung semakin turun dari tahun ke tahun berdampak buruk, di antaranya kemungkinan terjadi hujan asam. Di Yogyakarta, fenomena alam itu diperkirakan akan terjadi 10 tahun mendatang.

Hujan asam disebabkan oleh belerang yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil ditambah nitrogen di udara, yang kemudian bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat tersebut kemudian berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air membentuk asam sulfat serta asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan.

Hujan asam itu juga diperparah dengan gas buang pabrik, letusan gunung api dan aktivitas manusia lainnya. Hasil pemantauan kualitas air hujan yang pernah dilakukan pada 18 titik di Kota Yogyakarta yang diukur secara langsung dengan menggunakan metode purposive sampling dan menggunakan pH stick (skala 0-14), menunjukkan angka yang bervariasi dari 4,5 di pusat kota (Jalan Malioboro) hingga 5,5 di kawasan pinggir kota (Jalan Lingkar Utara). PH air hujan itu normalnya 5,6, jadi kalau hasilnya kurang dari itu berarti kadar keasaman air hujan kota Yogyakarta telah melampaui ambang batas.

Berdasarkan perhitungan dari penelitian, ternyata hampir 90 persen kejadian hujan di Kota Yogyakarta terjadi setelah pukul 14.00 WIB. Artinya setelah terkumpulnya unsur-unsur pencemaran udara dari emisi kendaraan bermotor terakumulasi baru turun hujan. Penyebab meningkatnya kadar asam dalam air hujan adalah pencucian aerosol asam sulfat dan asam nitrat yang berhamburan di udara oleh tetesan air hujan. Hujan asam yang jatuhnya di perkotaan lebih diakibatkan oleh meningkatnya gas buang yang dihembuskan oleh asap kendaraan bermotor.

Bila kondisi pencemaran udara di Yogyakarta terutama yang berasal dari emisi kendaraan bermotor terus dibiarkan, maka perkiraan 10 tahun mendatang akan terjadi hujan asam tidak mustahil menjadi kenyataan atau bahkan bisa lebih cepat lagi. Langkah antisipatif adalah dengan menggunakan BBM tanpa timbal atau selalu merawat mesin kendaraan sehingga dapat menghasilkan pembakaran yang sempurna dan meminimalisir emisi gas buang kendaraan. Langkah lain yang bisa dijadikan pertimbangan adalah dengan menambahkan spare part atau komponen pada kendaraan yang dapat membantu kesempurnaan pembakaran BBM pada kendaraan semisal Electric Fuel Treatment (EFT). EFT adalah alat yang dapat memperlakukan BBM sehingga lebih mudah terbakar sempurna yang dibuat oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Selain dapat menyempurnakan pembakaran EFT juga dapat merubah sifat BBM sehingga lebih efisien dan bertenaga, sehingga dengan menggunakan alat ini pengemudi akan mendapat manfaat selain emisi gas buang rendah, bensin lebih irit dan tenaga kendaraan bertambah.

Oleh : Harmonis Santara (disarikan dari berbagai sumber)

Senin, 29 Desember 2008

Peduli Lingkungan Jakarta Bersih Adalah Hak Kita Bersama


Semakin hari kota Jakarta telah menampakkan peningkatan perkembangan sarana dan pra sarana, hal ini berdampak pada meningkatnya mobilitas dan aktifitas penduduknya. Peningkatan ini membuat dampak tersendiri bagi lingkungan terutama dalam hal pencemaran.

Transisi perkembangan kota dari stadia muda ke stadia dewasa merupakan gejala yang tidak dapat dihindarkan. Namun satu hal yang harus ditekankan adalah sedapat mungkin menghindari kerugian masyarakat dalam hal permasalahan lingkungan yang timbul akibat perkembangan tersebut, terutama menyangkut kesehatan masyarakat dan kerugian materi/properti.

Dalam hal peningkatan kegiatan ekonomi, yang ditandai dengan semakin meningkatnya arus pergerakan manusia dengan ataupun tanpa kendaraan, sering ditemui benturan kepentingan atau lebih sering terjadi menjadi kasus lingkungan berupa pergeseran penggunaan lahan, pencemaran lingkungan dan lain-lain, diantaranya adalah Pencemaran Udara.

Pencemaran Udara

Kecenderungan peningkatan kadar Nitrogen Oksida/dioksida (Nox) terutama di bagian tengah kota semakin mencemaskan. Nilai rata-rata tahunan tertinggi sekitar 0,132 Ppm terjadi di pusat kota. Apabila dibandingkan dengan baku mutu ambien DKI Jakarta, dapat dikatakan bahwa seluruh lokasi sudah tidak memenuhi baku mutu yang diinginkan yaitu sebesar 0,002 ppm. Ini berarti lebih kurang 200% - 610% di atas baku mutu. Tetapi bila dibandingkan dengan mutu yang diizinkan, yaitu sebesar 0,05 ppm, dapat dikatakan bahwa bagian tepi kota seperti Tebet dan Pondok Gede masih memenuhi baku mutu, sedangkan lokasi lainnya sudah berada antara 110-240% diatas baku mutu diijinkan.

Pencemaran udara karena debu pada lokasi-lokasi pusat kegiatan, sekitar lokasi industri dan terminal masih tetap melampaui baku mutu. Tingginya kandungan debu, khusus untuk lokasi terminal Pulogadung yang sangat dipengaruhi oleh aktivitas trasportasi. Pada lokasi ini ternyata kandunngan debu totalnya sudah lebih kurang 125 persen di atas baku mutu. Hal yang sama juga terlihat untuk kandungan gas SO2 serta Nox yang kandungannnya cukup tinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya.

Penanganan Pencemaran Udara

Penangan pencemaran lingkungan dilaksanakan melalui penyusunan program atas dasar masukan yang diperoleh dari hasil pemantauan kondisi kualitas lingkungan udara, air dan laut. Untuk penanganan pencemaran udara antara lain dilaksanakan melalui Program Udara Bersih (Prodasih) maupun Program Langit Biru.

Program-program tersebut dilaksanakan antara lain bertujuan untuk menurunkan/memperbaiki gas buang emisi dari sumber bergerak maupun sumber tidak bergerak. Dalam program ini juga mencakup pengurangan/penggantian bahan bakar yang mengandung bahan pencemar dengan bahan bakar yang lebih bersih. Di samping hal tersebut juga diupayakan peningkatan daya dukung lingkungan dengan perluasan Ruang Terbuka Hijau (RTH), peningkatan penghijauan dan langkah-langkah lain yang mendukung perbaikan mutu udara, termasuk mensosialisasikan Uji Emisi kendaraan bermotor.

Uji Emisi Kendaraan Bermotor

Uji emisi kendaraan bermotor dinilai perlu untuk disosialisasikan mengingat bahwa gas buang kendaraan bermotor memiliki andil yang cukup besar bagi pencemaran udara kota Jakarta, yang tentunya berpengaruh pula bagi kenyamanan dan kesehatan lingkungan hidup.

Gubernur DKI Jakarta melalui Surat keputusannya Nomor 1222 tahun 1990 menetapkan parameter baku mutu emisi kendaraan bermotor di wiayah DKI Jakarta. Bahkan melalui Surat Edaran Nomor 38/Se/1996, Gubernur DKI Jakarta mengajak seluruh warga Jakarta, khususnya pemilik kendaraan bermotor untuk senantiasa merawat mesin dan terutama kualitas emisi dari saluran pembuangan /knalpot , agar tidak menambah buruk kualitas udara kota yang sehari-hari kita hirup bersama. Sehingga pada gilirannya nanti akan tercipta kota Jakarta yang berudara bersih dan ketika bepergianpun terasa nyaman.

Partisipasi Masyarakat

Seberapapun kecilnya partisipasi masayarkat akan sangat besar artinya bagi terciptanya kualitas udara bersih yang kita dambakan bersama. Karena itu saatnya sebagai pengguna kendaraan, kita berpartisipasi aktif dan secara bersama meningkatkan kesadaran menggunakan kendaraan yang emisinya sesuai dengan yang ditentukan. Bagi kendaraan yang tidak lulus uji emisi awal tahun 2009 akan ditilang. Bila dalam persidangan terbukti bersalah, maka bersiaplah dikenakan denda maksimal 2 juta rupiah.

Oleh : Harmonis (disarikan dari berbagai sumber)

Jumat, 26 Desember 2008

Kendaraan Tak Lulus Uji Emisi Akan Ditilang


Kebijakan pemerintah DKI Jakarta untuk mengurangi pencemaran udara patut diacungi jempol. Tentu saja sebagai warga yang tinggal di Jakarta kita harus berperan aktif dalam menyukseskan program tersebut. Kualitas udara Jakarta yang terlanjur rusak menempati urutan ketiga besar dunia setelah Mexico City dan Bangkok. Kontributor terbesar penyebab menurunnya kualitas udara Jakarta ini 80% diantaranya adalah emisi gas buang kendaraan bermotor. Berbagai program baik jangka pendek maupun jangka panjang diupayakan Pemda DKI untuk memperbaiki kualitas udara Jakarta ini diantaranya adalah : memperbanyak kawasan Ruang Terbuka Hijau, Car Free Day, maupun penerapan tilang dan denda bagi kendaraan yang tidak lulus uji emisi.

Penerapan Ruang Terbuka Hijau dan Car Free Day cukup memberikan kontribusi positif bagi perbaikan kualitas udara Jakarta, terbukti kualitas udara Jakarta yang layak dihirup pada tahun 2007 sekitar 74 hari menjadi sekitar 103 hari pada tahun 2008. Walaupun banyak yang mempertanyakan metode dan standar pengukuran perbaikan kualitas udara tersebut. Sedangkan untuk Car Free Day berbagai pro kontra terjadi di masyarakat, misalnya melaksanakan program Car Free Day di ruas Jalan Sudirman-Thamrin, sepanjang jalan Kali Sunter, dan Jalan Pramuka-Pemuda setiap pekan ke-empat setiap bulannya merupakan pemindahan titik kemacetan dan penumpukan emisi gas buang di tempat lain saja, sehingga kebijakan ini dianggap tidak berpengaruh terhadap kualitas udara Jakarta secara keseluruhan.

Namun terlepas dari pro-kontra tersebut, idealnya sebagai pengguna kendaraan bermotor sebaiknya menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan dan selalu memelihara emisi agar tidak melebihi ambang batas yang ditentukan.

Pemda DKI mulai tahun 2009 akan memberlakukan penilangan terhadap kendaraan yang tidak lulus uji emisi. Untuk kendaraan yang dinyatakan lulus uji emisi akan diberikan stiker kelulusan. Menurut Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Ridwan Panjaitan penilangan ini untuk menegakkan Perda No. 2 th. 2005 tentang Pencemaran Udara. Untuk kendaraan yang tidak lulus uji emisi dan terbukti bersalah dalam persidangan akan dikenakan denda maksimal Rp 2 juta.

Kriteria penilaian uji baku mutu yang ditetapkan dibedakan menurut jenis bahan bakar. Untuk bensin, parameter yang digunakan yaitu karbonmonoksida (CO) dan hidrokarbon (HC). Untuk kendaraan di bawah tahun 2007, kadar CO harus 3 persen dan HC 700 part per million (ppm). Sedangkan untuk kendaraan di atas tahun 2007, kadar CO diwajibkan sebesar 1,5 persen dan 200 ppm untuk HC. Sementara itu untuk diesel kadar opasitas (asap) bagi kendaraan di atas tahun 2010 adalah 40 persen dan di bawah tahun itu 50 persen.

Sebagai antisipasi dan bentuk partisipasi pribadi, menggunakan BBM yang bebas timbal dan alat tambahan pada kendaraan yang berfungsi memperbaiki kualitas BBM agar terbakar sempurna adalah sebuah pilihan. Emisi gas buang pada dasarnya adalah sisa pembakaran BBM yang tidak terbakar karena faktor BBM itu sendiri maupun karena komponen kendaraan yang tidak ideal. Sisa BBM mentah ini dikeluarkan melalui knalpot bersama asap kendaraan. Inilah yang menyebabkan pencemaran udara dan konsumsi lebih BBM lebih boros.

Oleh : Harmonis Santara

Rabu, 10 Desember 2008

Pencemaran Udara, Bisa Membuat IQ Anak Rendah


Sebagai Ibu kota negara, sudah menjadi sesuatu yang jamak Jakarta penuh dengan transportasi yang berimplikasi pada kemacetan di setiap ruas jalannya.Banyaknya moda transportasi ini berdampak pada tingginya gas buang di Jakarta hingga mencapai lebih dari 70%. Berdasarkan penilaian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2006 kondisi Jakarta yang menempati urutan tiga besar dunia sebagai kota yang memiliki kualitas udara terburuk setelah Mexico City dan Bangkok, sungguh mencemaskan sekaligus layak mendapat perhatian kita bersama.
Hampir 100% kawasan Jakarta memiliki tingkat pencemaran partikel debu sangat tinggi dengan indeks antara 200-300 dengan sumber pencemaran antara lain : asap kendaraan bermotor, industri, dan lainnya. Partikel debu yang melayang dan mencemari hampir 100% wilayah Jakarta bila bercampur dengan mercury atau logam berat lainnya, maka akan semakin memperparah kesehatan warga Jakarta.
Untuk jangka pendek, pencemaran udara akan memberikan dampak penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), kemudian asma. Namun bila kondisi ini terus berlangsung dan kurang mendapat perhatian serius, untuk jangka panjang akan memacu timbulnya penyakit kanker paru-paru.Pemicu utama kanker paru-paru ini adalah polutan yang berasal gas buang sisa pembakaran BBM oleh kendaraan bermotor yaitu hydrokarbon (HC) dalam bentuk polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) dan benzene dalam kadar yang tinggi.
Dampak tingginya pencemaran udara di Jakarta selain buruk bagi kesehatan orang dewasa, juga berdampak buruk bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan, karena jika kualitas gizi nutrisinya tidak terpenuhi, maka anak-anak di Jakarta tidak hanya terancam terkena gangguan pernafasan (ISPA) namun dapat berdampak pada rendahnya IQ. Karena itu untuk upaya pencegahan menurunnya kualitas SDM terutama anak-anak yang merupakan generasi penerus adalah dengan memperhatikan gizi pada nutrisinya agar daya tahan terhadap penyakit yang berasal dari polusi lebih tinggi, selain itu pembatasan waktu bagi anak-anak agar tidak terlalu sering bermain di wilayah-wilayah yang tingkat pencemarannya tinggi seperti kawasan segitiga emas Jakarta Pusat dan jalan-jalan protokol lain yang konsentrasi kendaraan dan kemacetannya tinggi. Bila memungkinkan akan lebih baik menggunakan masker ketika bepergian ke lokasi-lokasi rawan tadi.
Bagi pengguna kendaraan, sebagai wujud peduli lingkungan dan bentuk kontribusi nyata terhadap perbaikan lingkungan dan kualitas udara, menggunakan kendaraan pribadi seperlunya akan membantu mengurangi pencemaran. Kalau tidak memungkinkan menggunakan kendaraan umum, menggunakan kendaraan yang BBM-nya ramah lingkungan juga merupakan solusi. Di sisi lain merawat kendaraan dengan teratur sehingga emisi gas buangnya rendah juga merupakan hal yang bijaksana. Karena yang kita lakukan hari ini, sesungguhnya tidak hanya bermanfaat bagi kita tapi secara tidak langsung kita menyiapkan generasi mendatang dengan kualitas IQ yang jauh lebih baik.
Oleh : Harmonis Santara

Senin, 10 November 2008

Tips Mengisi Bensin


Sebagaimana kebutuhan makanan dan minuman bagi manusia, kebutuhan akan bahan bakar bagi kendaraan juga merupakan kebutuhan primer. Karena itu mengisi BBM di SPBU dengan antrian yang panjang merupakan pemandangan umum dan sering kita alami. Namun tidak setiap SPBU dapat melakukan pelayanan sesuai harapan konsumen ketika mengisi BBM (bensin). Beberapa faktor penyebab di antaranya adalah secara internal di SPBU tertentu masih ada yang takarannya tidak tepat karena ingin mengambil keuntungan yang lebih, namun ada juga yang disebabkan karena sifat dari bensin itu sendiri serta pengaruh proses pengisian bensin ke dalam tangki kendaraan. Beberapa tips berikut dapat dijadikan acuan agar dalam membeli bensin mendapatkan hasil yang optimal.

1. Isilah Bensin pada Pagi Hari di SPBU yang Anda Percaya

Mengisi bensin untuk kendaraan anda sebaiknya hanya di pagi hari atau subuh saat temperatur tanah masih dingin. Mengingat di semua SPBU menyimpan bensin dengan tangki di dalam tanah. Semakin dingin temperatur tanah akan membuat densitas (tingkat cair) bensin semakin baik. Saat temperatur mulai hangat, bensin akan mengembang, sehingga saat membeli bensin di siang atau sore hari maka jumlah cairan bensin di kendaraan anda tindak benar-benar satu tangki.

Di dalam bisnis bahan bakar, pengaturan grafitasi bumi,temperatur dari bensin, solar, bahan bakar jet atau produk bahan bakar yang lain, mendapat pengaturan yang sangat penting. Kenaikan satu derajat saja, memiliki pengaruh yang besar dalam bisnis ini. Tetapi umumnya pom bensin tidak memiliki alat pengatur kompensasi temperatur di mesin mereka.

2. Atur Kecepatan Aliran Pipa Bensin Dalam Mode Slow

Jika kita perhatikan dengan seksama pada gagang kran ada 3 tingkatan kecepatan laju keluarnya bensin yaitu: low, middle dan high. Karena itu sebaiknya pada saat mengisi bensin gunakan mode low ini. Biasanya ini hanya digunakan untuk SPBU yang swalayan seperti di luar negeri. Dengan menggunakan mode low berarti Anda mengatur pompa aliran bensin dalam kecepatan rendah, sehingga meminimalkan terjadinya penguapan saat bensin dipompa. Sebagai informasi, semua gagang kran bensin mempunyai saluran untuk menghisap uap (vapor return). Karena itu jika Anda memompa pada mode fast, maka ada bagian cairan bensin di tangki mobil Anda yang menjadi uap. Uap bensin itu akan dihisap oleh ujung kran
pipa pom dan dikembalikan ke tangki penyimpanan di dalam tanah sehingga jumlah bensin yang Anda bayar jadi berkurang.

3. Isi Bensin Saat Tangki Kendaraan Masih Terisi Setengah

Mengisi bensin sebaiknya jangan sampai setelah tangki kosong, karena semakin banyak gas ada di dalam tangki kendaraan, maka udara yang yang ada semakin sedikit. Bensin dapat menguap lebih cepat dari yang anda bayangkan. Bila hal ini terjadi peluang volume bensin yang masuk ke tangki kendaraan Anda berkurang besar. Oleh sebab itu isilah bensin saat tangki kendaraan masih setengah.

4. Jangan Mengisi Bensin Kalau Pom Sedang Diisi (ada truk tangki yang sedang mengisi)

Bagi Anda yang hendak mengisi bensin, jangan mengisi bensin jika melihat ada truk tangki yang sedang mengisi di SPBU tersebut. Karena pada saat truk tangki mengisi bensin ke dalam tangki penyimpanan, ada uap (gas) yang ikut terbawa, dan kotoran yang ada di dasar tangki bisa teraduk dan terangkat ke atas dan masuk ke dalam kendaraan anda. Bila hal ini terjadi kotoran tersebut akan menyumbat laju bensin sehingga suplai bensin ke karburator atau injector terhambat yang sering menyebabkan kendaraan tersendat-sendat bahkan mogok. Untuk jangka panjang kotoran ini akan berubah menjadi kerak dalam mesin kendaraan Anda. Karena itu isilah bensin saat tidak ada truk yang mengisi bensin ke tempat tangki penyimpanan SPBU.

Oleh : Harmonis Santara (dari berbagai referensi)

Rabu, 05 November 2008

Bensin dan Permasalahannya


Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang pesat diiringi dengan meningkatnya aktivitas manusia di semua sektor. Mobilitas yang tinggi ini membutuhkan sarana transportasi dalam rangka distribusi barang produksi. Karena itu kebutuhan energi menjadi sesuatu yang tidak terelakkan.Bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu sumber energi yang paling banyak digunakan. Kita mengenal salah satu jenis BBM dengan sebutan bensin atau istilah yang kita dengar di SPBU adalah premium.

Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11. Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai.

Jika kita membakar bensin pada kondisi ideal, dengan oksigen berlimpah, maka akan dihasilkan CO2, H2O dan energi panas. 1 galon bensin (4,5 liter) mengandung 132 x 106 joule energi, yang ekuivalen dengan 125.000 BTU (British Thermal Unit) atau 37 kwh. Jika manusia bisa mencerna bensin, maka dengan meminum 1 galon bensin ini akan sama dengan memakan 110 hamburger, tetapi kenyataannya tubuh manusia tidak memiliki enzim yang bisa mengubah bensin ini menjadi CO2 dan H2O, sehingga tidak bisa menyerap energi yang dikandung di dalam bensin.

Asal Muasal Bensin

Bensin dibuat dari minyak mentah, cairan berwarna hitam yang dipompa dari perut bumi dan biasa disebut dengan petroleum. Cairan ini mengandung hidrokarbon; atom-atom karbon dalam minyak mentah ini berhubungan satu dengan yang lainnya dengan cara membentuk rantai yang panjangnya yang berbeda-beda.

Molekul hidrokarbon dengan panjang yang berbeda akan memiliki sifat dan kelakuan yang berbeda pula. CH4 (metana) merupakan molekul paling ringan bertambahnya atom C dalam rantai tersebut akan membuatnya semakin berat. Empat molekul pertama hidrokarbon adalah metana, etana, propana dan butana. Dalam temperatur dan tekanan kamar, keempatnya berwujud gas, dengan titik didih masing-masing -107, -67,-43 dan -18 derajat C. Berikutnya, dari C5 sampai dengan C18 berwujud cair, dan mulai dari C19 ke atas berwujud padat.

Dengan bertambah panjangnya rantai hidrokarbon akan menaikkan titik didihnya, sehingga kita bisa memisahkan hidrokarbon ini dengan cara destilasi. Prinsip inilah yang diterapkan di pengilangan minyak untuk memisahkan berbagai fraksi hidrokarbon dari minyak mentah.

Penambahan Zat Additif

Menambahkan tetraetil lead pada bensin akan meningkatkan bilangan oktan bensin tersebut, sehingga bensin dapat digunakan dan aman untuk mesin dengan menambahkan lead (timbal) ini. Tetapi akibatnya adalah bumi yang kita tinggali ini diselimuti oleh lapisan tipis lead, dan lead ini berbahaya untuk makhluk hidup, termasuk manusia. Sehingga di negara-negara maju, lead sudah dilarang untuk dipakai sebagai bahan campuran bensin.

Zat tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam bensin adalah MTBE (methyl tertiary butyl ether), yang berasal dan dibuat dari etanol. MTBE ini selain dapat meningkatkan bilangan oktan, juga dapat menambahkan oksigen pada campuran gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan gas CO. Tetapi, belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pom bensin) dan MTBE ini masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.

Dampak Penggunaan Bensin

Bensin yang digunakan oleh kendaraan akan menimbulkan dua masalah utama. Masalah pertama adalah asap dan ozon di kota-kota besar. Masalah kedua adalah karbon dan gas rumah kaca.

Idealnya, ketika bensin dibakar di dalam mesin kendaraan, akan menghasilkan CO2 dan H2O saja. Kenyataannya pembakaran di dalam mesin tidaklah sempurna, dalam proses pembakaran bensin, dihasilkan juga:

  • Karbon monoksida, CO, yang merupakan gas beracun.
  • Nitrogen oksida, NOx, sebagai sumber utama asap di perkotaan yang jumlah kendaraannya sangat banyak.
  • Hidrokarbon yang tidak terbakar, sebagai sumber utama ozon di perkotaan.
    Berbeda dengan lapisan ozon yang berada di atmosfer atas (stratosfer) yang berguna bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, ozon yang kontak langsung dengan manusia dan makhluk hidup ini berbahaya, karena bersifat oksidator.

Karbon juga menjadi masalah, ketika karbon dibakar akan berubah menjadi CO2 yang merupakan gas rumah kaca. Gas rumah kaca ini akan menyebabkan perubahan iklim bumi (pemanasan global), naiknya permukaan air laut (karena es di kutub mencair), banjir, terancamnya kota-kota di pesisir pantai, dan sebagainya.

Oleh karena alasan-alasan inilah, para ilmuwan sekarang sedang berusaha untuk mengganti bahan bakar bensin dengan bahan bakar hidrogen yang lebih ramah lingkungan, karena jika H2 ini direaksikan dengan O2 hanya akan menghasilkan air (uap air).

Oleh : Harmonis Santara (sumber : M. Lutfi Firdaus dan bahan bacaan lain)