Bumi sudah semakin panas, pemanasan global sudah menjadi isyu dunia. Mari berpartisifasi menurunkan emisi dengan menggunakan EFT untuk kendaraan Anda

Rabu, 22 Oktober 2008

Kadar Oktan yang Sesuai dengan Rasio Kompresi



Tidak stabilnya harga minyak dunia membuat prilaku konsumen semakin adaptif dengan situasi. Ketika harga minyak mentah melambung tinggi dan berimbas pada naiknya harga BBM dalam negeri, konsumen yang biasa menggunakan BBM dengan nilai oktan yang tinggi beralih ke BBM dengan nilai oktan yang lebih rendah, dengan satu alasan efisiensi pengeluaran uang untuk BBM. Hal ini sepintas membantu mengurangi alokasi dana untuk BBM, namun apakah mempunyai dampak yang positif terhadap kendaraan?

Penggunaan BBM ternyata bukan sekedar urusan mahal atau murah, tapi lebih pada kecocokan spesifikasi mesin. Untuk mesin yang memiliki rasio kompresi yang tinggi memerlukan BBM dengan kadar oktan yang tinggi begitu pula sebaliknya. Pemakaian bensin yang kadar oktannya tidak sesuai akan menyebabkan mesin menjadi ngelitik. Ngelitik terjadi karena bensin lebih cepat terbakar secara spontan sehingga tenaga untuk menggerakkan mesin serta beban kendaraan lebih kecil dari yang dibutuhkan. Untuk kendaraan pembuatan di atas tahun 1990-an biasanya memiliki rasio kompresi yang tinggi sehingga akan sangat baik bila menggunakan BBM yang memiliki kadar oktan 92 atau 95. BBM dengan kadar oktan 92 misalnya Pertamax (produksi Pertamina), Super (produksi Shell), dan Primax (produksi Petronas). Sedangkan bensin oktan 95 biasa disebut Pertamax Plus (Pertamina), Super Extra (Shell), dan Primax95 (Petronas).

Untuk mengetahui rasio kompresi kendaraan dapat dilihat pada buku panduan atau brosur pada saat Anda membeli kendaraan. Karena bila Anda menggunakan BBM yang tidak sesuai dengan rasio kompresi kendaraan maka selain akan terjadi mesin ngelitik juga akan membuat kendaraan menjadi tidak bertenaga.

Terlepas dari semua kadar oktan yang ada dalam BBM, pada dasarnya BBM yang beredar berasal dari fosil yang terdiri dari ikatan hidrokarbon. Ikatan hidrokarbon dalam BBM pada dasarnya mempunyai ikatan yang tidak teratur dan cenderung mengkeriting sehingga menyebabkan oksigen sulit berbaur. Hal ini membuat tidak terjadinya pembakaran secara sempurna. Sisa pembakaran yang tidak sempurna ini biasanya akan menyisakan kerak dalam ruang bakar dan karburator sehingga tidak jarang membuat kendaraan kehilangan tenaga. Menggunakan alat tambahan untuk membantu penyempurnaan pembakaran BBM misalnya Electric Fuel Treatment (EFT) pada kendaraan akan lebih baik. Dengan kadar oktan yang sesuai dengan spesifikasi kendaraan serta alat yang dapat membantu kesempurnaan pembakaran seperti EFT, selain akan membuat tarikan gas kendaraan Anda lebih ringan, tenaga bertambah, juga lebih hemat BBM serta ramah lingkungan.

Oleh : Harmonis Santara dari berbagai sumber

Selasa, 21 Oktober 2008

EFT Dapat Menjaga Kebersihan Karburator


Salah satu alat yang berperan penting pada sepeda motor adalah karburator. Karburator pada kendaraan bermotor berbentuk seperti mangkok, di dalamnya terdapat spuyer dan jarum spuyer. Fungsi utama karburator adalah sebagai tempat mencampur bahan bakar dengan udara dalam ukuran yang tepat sehingga sesuai kebutuhan, sebelum disalurkan ke dalam ruang pembakaran dalam bentuk kabut.

Fungsi jarum spuyer adalah untuk membantu meratakan sekaligus memecah kucuran bensin dari lubang utama dalam spuyer yang terletak di tengah atau tepat di bawah lubang samping spuyer yang menghadap ke bak karburator.
Banyaknya kucuran bensin sangat ditentukan oleh jumlah dan besarnya diameter lubang pada spuyer. Saat bensin yang ada di bak karburator terhisap lewat lubang utama dan samping, kapasitasnya tidak akan berkurang sehingga motor lebih mudah menyala.

Kinerja mesin kendaraan secara keseluruhan sangat tergantung pada bersih dan tidaknya karburator. Karena itu menjaga kebersihan karburator dan settingan karburator yang tepat menjadi hal yang penting. Karburator yang tidak berfungsi dengan baik dapat mempengaruhi kelancaran suplai bahan bakar. Apabila karburator pada kendaraan kotor, suplai bahan bakar menjadi tidak lancar, dan berdampak pada pembakaran yang tidak sempurna, akibatnya sepeda motor kurang bertenaga bahkan bisa mogok. Selain itu, pembakaran yang tidak sempurna dapat mengakibatkan mesin cepat panas dan knalpot mengeluarkan bahan bakar mentah berupa asap yang tidak normal. Bersama asap inilah dikeluarkan senyawa kimia berupa Sulfurdioksida (SO2),Karbonmonoksida (CO),Nitrogen dioksida (NO2),Ozon (O3),Hidrokarbon (HC), Partikulat (PM 10, PM 2,5, TSP dan Partikel debu lainnya), Pb (Timah Hitam) yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Semakin tinggi emisi gas buang yang dikeluarkan melalui knalpot, merupakan indikasi semakin tidak efisiennya penggunaan bahan bakar kendaraan, karena lebih banyak bahan bakar mentah yang terbuang sia-sia. Kurang optimalnya potensi bahan bakar untuk menjadi energi menyebabkan borosnya penggunaan bahan bakar.

Bagi Anda yang selalu disipilin menservis kendaraan secara berkala, menjaga kebersihan karburator mungkin bukanlah kendala. Tapi bagi Anda yang sangat sibuk sehingga sulit mengalokasikan waktu untuk merawat karburator, dapat menggunakan Electric Fuel Treatment (EFT), yang dapat menjaga kebersihan injektor dan karburator. Dengan EFT bahan bakar yang sudah tersaring oleh filter, kemudian melewati EFT diperbaiki kualitas dan susunan rantai hidrokarbonnya sehingga lebih bertenaga dan dapat terbakar dengan sempurna. Pembakaran yang sempurna tidak menyisakan BBM mentah yang dapat menimbulkan kerak pada karburator. Selain itu dengan menggunakan EFT akan menambah tenaga mesin dan mengurangi emisi gas buang kendaraan sehingga lebih ramah lingkungan. EFT sangat cocok bagi Anda yang membutuhkan penambahan tenaga mesin, penghematan dan bagi Anda yang tidak punya waktu luang untuk merawat kebersihan karburator, karena EFT dapat merawat kebersihan sistem karburasi.

Oleh : Harmonis Santara

Rabu, 15 Oktober 2008

Idealkah Bahan Bakar Kendaraan Anda?



Untuk menggerakkan mesinnya, kendaraan bermotor membutuhkan energi yang berasal dari bahan bakar. Kualitas bahan bakar sangat berpengaruh terhadap performa mesin baik dari sisi tenaga maupun kinerjanya. Seperti yang diketahui selama ini kualitas BBM dipengaruhi oleh nilai oktannya. Berdasarkan nilai oktan itu kita sering mendengar penamaan bahan bakar dengan nama premium, pertamax, pertamax plus dan solar.

Pengertian Bilangan Oktan

Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus dihindari.

Nama oktan berasal dari oktana (C8) karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana yang memiliki sifat kompresi paling bagus. Oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit. Terdapat beberapa sistem pemeringkatan (Octane Rating) dalam BBM produksi dalam Negeri Premium dengan Kadar Oktan 88, Pertamax dengan Kadar Oktan 92 dan Pertamax Plus dengan Kadar Oktan 95.

Oktan dan Irit

Kendaraan keluaran sebelum tahun 90-an umumnya tidak mensyaratkan penggunaan oktan tinggi, tetapi untuk produksi diatas tahun 90-an sudah mengharuskan penggunaan oktan tinggi sebagai asupan bahan bakarnya. Semakin Tinggi angka Oktan maka semakin lama bensin terbakar spontan juga Penggunaan Oktan tinggi dapat mendongkrak performa tenaga mesin. Tetapi hal ini Tidak berlaku untuk semua Keluaran kendaraan, pada kendaraan produksi tahun 90-an ke bawah yang tidak mensyaratkan penggunaan oktan tinggi sebagai konsumsi BBMnya, penggunaan oktan tinggi yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin justru akan membuat tenaga mesin menjadi loyo dan hanya akan menimbulkan pemborosan bahan bakar.

Kategori Oktan

Ada dua kategori angka Oktan, yaitu RON (Research Octane Number) dan MON (Motor Octane Number). RON diperoleh dari simulasi kinerja asupan bahan bakar ke mesin saat mesin dioperasikan dalam kondisi standar sedangkan MON menunjukkan kinerja Bahan Bakar saat mesin di operasikan dalam kondisi yang lebih berat. Angka oktan MON dapat lebih rendah 10 Point dari angka Oktan RON. Untuk SPBU di Indonesia angka oktan di belakan produk yang tertera adalah RON.

Contoh serial bahan BBM yang digunakan untuk test ONR adalah :

Bilangan Oktan 100 – Murni Iso-Octane
Bilangan Oktan 98 – Campuran 98% Iso-Octane dan 2% n-Heptane
Bilangan Oktan 96 – Campuran 96% Iso-Octane dan 4% n-Heptane
Bilangan Oktan 94 – Campuran 94% Iso-Octane dan 6% n-Heptane
Bilangan Oktan 92 - Campuran 92% Iso-Octane dan 8% n-Heptane
Bilangan Oktan 90 - Campuran 90% Iso-Octane dan 10% n-Heptane
Bilangan Oktan 88 – Campuran 88% Iso-Octane dan 12% n-Heptane
Bilangan Oktan 86 – Campuran 86% Iso-Octane dan 14% n-Heptane
Bilangan Oktan 84 – Campuran 84% Iso-Octane dan 16% n-Heptane
Bilangan Oktan 82 – Campuran 82% Iso-Octane dan 18% n-Heptane
Bilangan Oktan 80 – Campuran 80% Iso-Octane dan 20% n-Heptane

Apakah Semakin Tinggi Nilai Oktan akan Lebih Baik ?

Bensin dengan oktan rendah lebih mudah terbakar. Sebaliknya bensin dengan oktan tinggi lambat terbakar, karena titik bakarnya juga lebih tinggi. Tinggi rendahnya nilai oktan yang dibutuhkan oleh kendaraan sangat tergantung pada Compression Ratio (CR) yakni hasil perhitungan perbandingan tekanan yang berkaitan dengan volume ruang bakar terhadap jarak langkah piston dari titik bawah ke titik paling atas saat mesin bekerja. Mesin yang memiliki nilai CR (Compression Ratio) yang tinggi membutuhkan bensin bernilai oktan tinggi pula.

Mesin berkompresi tinggi membuat bensin cepat terbakar (akibat tekanan yang tinggi), namun akan menjadi masalah bila bensin terbakar lebih awal sebelum busi memercikkan api. Saat piston naik ke atas melakukan kompresi, bensin menyala mendahului busi, akibatnya piston seperti dipukul keras oleh ledakan ruang bakar tersebut, hal ini akan menyebabkan knocking sering disebut dengan istilah ’Ngelitik’.

Nilai oktan yang tinggi juga menyebabkan bensin lebih sulit menguap (penguapan rendah). Bensin yang nilai oktannya terlalu tinggi tidak jarang menyebabkan kegagalan pembakaran yang berefek pada penumpukan kerak di ruang bakar atau klep. Karena itu sebaiknya kendaraan diisi bensin sesuai nilai rasio kompresi,kecuali ada modifikasi lain.

Bensin dengan oktan lebih tinggi (pertamax, pertamax plus, dsb), umumnya dilengkapi dengan aditif pembersih, dan sebagainya. Namun tidak banyak memberi penambahan tenaga, jadi angka oktan tinggi bukan artinya lebih ‘bertenaga’.
Karena benefitnya kurang sebanding jika dibanding harganya yang tinggi, maka ujung-ujungnya hanyalah merupakan pemborosan uang saja.

Solusi

Bagi Anda yang memiliki kendaraan yang dengan kompresi yang tinggi tapi tetap ingin menggunakan bahan bakar premium,beberapa alternatif berikut bisa dicoba :

1. Menambahkan Octane Booster pada bensin (dimasukkan ke tangki bensin)

2. Menggunakan katalis untuk menaikkan nilai oktan (pada umumya cara ini tidak ramah lingkungan karena mengandung timbal)

3. Merubah derajat waktu pengapian (ignition timing) ke posisi yang lebih lambat (Retard).

4. Menggunakan aplikasi water-injection (tapi rumit dalam hal perawatannya).

5. Menggunakan alat yang dapat mengubah rantai hidrokarbon dalam premium dan dapat bekerja dengan berbagai kompresi misalnya EFT (Electric Fuel Treatment). Dengan menggunakan alat ini selain nyaris tanpa perawatan juga dapat menambah tenaga mesin dan ramah lingkungan.

Harmonis Santara, dari Berbagai Sumber.